Apa Kabar Asteroid 2016 Ho3 Yang Disebut Sebagai Bulan Kedua Bumi?

Ilustrasi. Kredit: Getty Images
 - Pada pertengahan tahun 2016 silam, Bumi sempat dikabarkan mempunyai satelit alami atau bulan kedua yang mengitarinya. Satelit alami tersebut diketahui merupakan sebuah asteroid yang secara resmi dikenal sebagai 2016 HO3. Di mana dan apa kabar bulan kedua tersebut sekarang?

Perlu diketahui, Bulan (satelit alami Bumi ketika ini) dengan asteroid 2016 HO3 sangat berbeda. 2016 HO3 dinyatakan sebagai satelit kuasi Bumi. Satelit kuasi atau satelit semu sendiri merupakan sebuah benda angkasa yang jaraknya dengan Bumi agak terlalu jauh tetapi tetap dianggap satelit alasannya mengorbit Bumi ketika gotong royong mengelilingi Matahari.

Walau demikian, asteroid 2016 HO3 merupakan sebuah satelit semu yang cukup stabil orbitnya dalam mengelilingi Bumi dan Matahari dibandingkan satelit kuasi yang pernah ditemukan sebelumnya.

Satelit semu 2016 HO3 mempunyai ukuran yang tidak sebesar Bulan yang selama ini kita tahu, yakni diperkirakan antara 40 meter hingga 100 meter. Dalam mengorbit Bumi, satelit semu ini dapat berada di titik terdekat sekitar 14,5 juta kilometer dan titik terjauh sekitar 38,6 kilometer.

Dibandingkan dengan Bulan yang merupakan satelit alami utama kita, jaraknya dengan Bumi rata-rata ialah sekitar 380.000 kilometer, dengan titik terdekat sekitar 356.500 kilometer dan titik terjauh sekitar 406.700 kilometer. Namun, 2016 HO3 tetap menjadi "teman" Bulan ketika mengorbit Bumi di ruang angkasa sana.

Jalur orbit 2016 HO3. Kredit: NASA/JPL-Caltech
Satelit semu 2016 HO3 yang ikut mengorbit Bumi dalam mengelilingi Matahari ini mempunyai jalur orbit yang sangat ekstrem dan tidak teratur. Asteroid ini "terkunci" oleh gravitasi Bumi sehingga menciptakan ia mempunyai jalur orbit yang masih tidak stabil. Dengan kata lain, jalur orbit ini menciptakan 2016 HO3 "menari-nari" sambil mengorbit planet Bumi.

Pada kenyataannya, ia telah menari sambil mengorbit Bumi selama hampir satu kala lamanya, dan selama itu pula kita telah gagal untuk melihatnya, hingga kesudahannya terdeteksi pada April 2016 oleh teleskop survei asteroid Pan-STARRS 1 di Haleakala, Hawaii, yang dioperasikan oleh Institut Astronomi Universitas Hawaii.

Satelit semu ini juga mengorbit Bumi dan Matahari dalam bidang orbit yang miring sekitar 8° derajat dan berjalan pada jalur orbitnya mengelilingi Matahari selama 365,93 hari, atau sedikit lebih panjang atau lebih usang dibanding kala orbit planet kita dalam mengelilingi Matahari yang butuh 365,24 hari.

Yang menarik adalah, jalur orbit satelit semu ini juga mempunyai banyak variasi. Bahkan, alasannya ia mengorbit pada bidang orbit yang miring dan elips, 2016 H03 kadang kala dapat mencapai jarak yang lebih bersahabat dengan Matahari dan bergerak lebih cepat dari planet Bumi.

Saat ini, satelit semu 2016 HO3 masih terus mengelilingi Matahari bersama Bumi dengan jalur orbit yang ditunjukan menyerupai pada grafik di atas. Dan intinya, Bumi hanya mempunyai satu Bulan sejati. 2016 HO3 tidak dianggap sebagai satelit alami selevel Bulan, melainkan hanya akan terus menjadi satelit kuasi.


Sumber: NASA, Sky And Telescope, EarthSky.

Baca juga

Posting Komentar